Di dunia di mana semua orang berlomba punya label besar, pakaian jadi lebih dari sekadar kain, ia jadi statement.
In an era where logos shout louder than voices, the real value of streetwear lies in who you are, not what you wear.
Bukan tentang “Supreme drop” atau “limited edition” aja, tapi tentang kenapa kita memilih memakai sesuatu.
For many youth in Indonesia, streetwear is no longer just hype, it’s identity.
Data & Realita
Menurut riset Mordor Intelligence, pasar streetwear global akan mencapai USD 210,03 miliar pada 2025 dengan pertumbuhan sekitar 4,17% per tahun.
Asia-Pacific termasuk Indonesia menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat dalam budaya fashion jalanan.
Sementara itu, data ECDB (2024) menunjukkan pasar fashion e-commerce Indonesia telah mencapai USD 14,986 miliar dan diprediksi tumbuh hingga 25-30% pada 2025.
Artinya:
-
Pasar ini besar, bukan cuma lokal, tapi global.
-
Tapi ukuran pasar bukan jaminan kalau setiap brand besar benar-benar nyambung dengan konsumen lokal.
-
Generasi muda Indonesia makin mencari brand yang “ngerti gue”, bukan yang sekadar punya logo besar.
Kenapa “Hype” Saja Nggak Cukup
Streetwear yang terlalu fokus pada logo dan kolaborasi besar sering kehilangan makna personal.
Brands might generate hype — but what happens after the drop? When the logo fades and the clothes sit in the wardrobe?
Anak muda sekarang makin jeli. Mereka ingin value, cerita, dan koneksi emosional.
Baju tanpa makna hanya jadi koleksi, bukan ekspresi.
Dan di sinilah peran brand seperti TLKNS muncul, bukan cuma bikin desain, tapi menciptakan makna.
Posisi TLKNS
TLKNS hadir sebagai refleksi gabungan antara streetwear, dark fantasy, dan emosi pribadi.
Bukan cuma soal fashion, tapi soal how it feels to wear something that represents you.
Kita percaya setiap desain adalah medium komunikasi — cara untuk bicara tanpa harus berkata-kata.
In a sea of hype, TLKNS chooses authenticity.
Kalau yang lain sibuk mengejar tren, kami memilih untuk membentuk identitas.
Because real style isn’t about following the game, it’s about writing your own.
Penutup
Jadi, apakah streetwear harus hypebeast?
Not necessarily.
Ketika pakaian sudah mempunyai makna, ketika desain menjadi cerminan diri, itulah yang akan bertahan.
Streetwear isn’t about being seen, it’s about being heard.
Ikuti perjalanan TLKNS.
Bukan untuk tampil keren, tapi untuk tampil dengan maksud.