Di dunia fashion yang cepat banget berubah, cuma satu hal yang nggak pernah benar-benar hilang: warna gelap. Dari dulu sampai sekarang, warna hitam, abu-abu, dan cokelat tua masih jadi pilihan utama buat para pecinta streetwear di Indonesia. Entah karena simpel, keren, atau fleksibel, warna gelap punya pesona yang nggak bisa digantikan.
Streetwear: Lebih dari Sekadar Gaya, Ini Budaya
Streetwear udah bukan sekadar “baju kasual buat nongkrong”. Buat generasi muda Indonesia, ini udah jadi identitas dan cara berekspresi.
Menurut data VOI (2024), sekitar 13.9% anak muda Indonesia memilih streetwear sebagai gaya utama mereka. Dan lebih dari 39% fashion lokal sekarang condong ke gaya streetwear — dari t-shirt oversized, hoodie, sampai jaket bomber.
Gaya ini tumbuh dari jalanan, komunitas, dan kultur pop yang terus berevolusi. Dan di tengah semua variasi warna dan motif yang bermunculan, tone gelap tetap dominan. Ada alasan kuat di balik itu.
Filosofi Warna Gelap: Simplicity Meets Attitude
Warna gelap bukan cuma estetika, dia punya vibe.
-
Hitam itu kuat, misterius, dan simbol independensi.
-
Abu-abu itu tenang dan netral, cocok buat layering atau mix dengan warna bold.
-
Cokelat tua terasa alami, maskulin, dan dekat dengan gaya earthy yang sekarang makin populer.
Dalam dunia streetwear, warna gelap itu kayak “kanvas kosong”. Lo bisa tempel logo besar, print grafis anime, atau desain tipografi bold, dan hasilnya tetap clean.
Selain itu, warna ini juga serbaguna: nggak gampang kotor, cocok buat segala bentuk tubuh, dan bisa dipakai di segala suasana. Dari nongkrong di kafe sampai nonton gigs malam, warna gelap tetap on point.
Tren 2025: Earth Tone dan Nuansa Tenang
Menurut laporan Seongiclik.id (2024), tren warna fashion 2025 bakal fokus ke earth tone dan nuansa natural, seperti cokelat tanah, hijau zaitun, abu-abu lembut, dan krem.
Menariknya, warna gelap jadi bagian dari kategori ini karena kesannya lebih “tenang” dan “mature”.
Banyak brand lokal besar kayak Roughneck, Erigo, sampai brand besar yang lainnya tetap mengandalkan warna dasar gelap di koleksi mereka. Alasannya sederhana:
warna ini mudah dikombinasikan, kontras dengan desain grafis, dan punya daya jual tinggi di pasar lokal maupun global.
Perspektif Brand: Strategi Produksi dan Identitas
Buat pelaku streetwear, warna gelap itu bukan cuma gaya, tapi strategi.
Produksi lebih efisien (nggak perlu gonta-ganti warna dasar), tinta sablon lebih menonjol, dan stok jadi lebih fleksibel.
Selain itu, riset tren marketplace menunjukkan konsumen lebih sering beli ulang produk berwarna netral karena dianggap lebih awet dan gampang dipadu-padankan.
Artinya, buat brand seperti TLKNS, tone gelap bisa jadi fondasi untuk membangun identitas:
-
Sederhana tapi berkarakter
-
Urban, maskulin, dan versatile
-
Cocok untuk grafis bertema pop culture atau anime street-art
Penutup: Gelap Bukan Suram, Tapi Kuat
Warna gelap itu seperti dasar dari semua kreativitas di streetwear, simple, tapi powerful.
Dia nggak berusaha menarik perhatian dengan cara mencolok, tapi tetap terlihat dominan.
Buat para desainer dan brand lokal, pesan utamanya jelas:
Keep it dark, keep it bold.
Karena dalam dunia fashion yang terus berubah, warna gelap selalu punya ruang, bukan karena tren, tapi karena maknanya.